Asal Nama "Amuntai"



Asal Nama Amuntai 
| Cerita dari mulut-kemulut |

Banjarmasin terletak di Kalimantan Selatan, yang di kenal dengan sebutan seribu sungai. Bisa anda bayangkan berapa banyak sungai yang ada di daerah ini. Yaaa... banyak lah. Salah satu kabupaten yang  lumayan jauh dari pusat provinsi, yang bisa kita sebut dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Jadi bisa anda bayangkan kan posisinya dimana. Sudah di pangkal sungai, Utaranya lagi. (Hahahaha… :D) Tapi itu tak perlu terlalu dipermasalahkan. Okelah, Lanjut yaaa . . .

Jadi kabupaten ini sudah berdiri sejak 61 tahun yang lalu, tepatnya 1 mei 1952. Asal kalian tau saja bukan hanya sungai yang ada di kota ini rawa pun banyak. Jadi tak heran pariwisata yang di tonjol kan di daerah ini adalah rawanya. Seperti halnya kerbau rawa.
Tau gak sama kerbau rawa...???  Klu gak tau entar deh ane kasih tau ente.
Saya ada cerita nih, mungkin dari beberapa kalian udah tau cerita ini. Tapi saya yakin masih bayak yang belum tau. Yaaa.. karena saya aja baru tau kok. 

OKe. Kalian tau tidak, kenapa kota ini dinamakan kota amuntai? Amun-tai?
Kata Amuntai berasal dari dua buah kata, yaitu Hamun artinya “Mungkin” ,“Mungkin tidak” atau bisa juga diartikan “Bila”, dan Tai bisa diartikan “Tinja” atau “Kotoran”.
??? Kok bisa gitu sihh?
Ya denger dulu penjelasanya..

Jadi begini. Konon dulu sungai-sungai di daerah ini banyak digenangi oleh bergai macam sampah, tak terkecuali kotoran manusia. Orang-orang yang berpemukiman di sekitar pesisir sungai mersa jijik, sehingga mereka pindah sedikit menjauhi sungai. Sebagian besar mereka tinggal di tempat keluarga atau kerabat  mereka yang sumber pengidupan mereka tidak bersal dari sungai langsung. 

Padahal benda yang mereka anggap kotoran manusia itu merupakan buah pisang busuk yang sengaja dibuang kesungai. Di hulu Amuntai yaitu daerah Tabalong dan daerah Balangan merupakan daerah yang bayak ditanami pohon pisang, sehingga ketika musim panen, buah pisang berlimpah dan yang terlambat dipanen membusuk.

Berita palsu itupun tersebar, dari mulut sampai ketelinga, dari telinga sampai kemulut, begitu pun sebaliknya. Namun sebagian yang mendengar berita ini tak sepenuhnya percaya. Mereka yang tidak percaya mengatakan “Hamun - tai”, yang di artikan kedalam bahasa Indonesia “Mungkin tidak kotoran”. 

Banyak nya penyebar berita tersebut pun menyebabkan banyaknya pula orang-orang yang tidak percaya akan hal itu, sehingga banyak pula dari mereka yang mengatkan “ Amun-tai”
Kata tersebut menjadi lelucon bahkan menjadi olok-olokan orang-orang. Bayak dari mereka memperbincangkan kata “hamuntai” di daerah sekitar sungai. Dan kata tersebut sengat ramai di telinga masyarakat. Sehingga daerah tersebut pun diberi julukan “Hamun-tai”, yaaa.. kalau sekarang huruf “h” tak lagi sering eja, sehingga disebut “Amuntai”. Tapi biasanya ada saja orang yang masih menggunakan kata “hamuntai” untuk menyebut daerah ini.

Kira-kira begitulah ceritanya. Bagi yang punya cerita yang lebih benar atau yang lebih salah, silakan komen saja. Yaaa.. semoga bermanfaat  ^_^

SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar:

Terimakasih anda telah sopan dalam memberikan komentar.