Asal Nama Amuntai
| Cerita dari mulut-kemulut |
Banjarmasin terletak di Kalimantan Selatan, yang di kenal
dengan sebutan seribu sungai. Bisa anda bayangkan berapa banyak sungai yang ada
di daerah ini. Yaaa... banyak lah. Salah satu kabupaten yang lumayan jauh dari pusat provinsi, yang bisa
kita sebut dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Jadi bisa anda bayangkan kan
posisinya dimana. Sudah di pangkal sungai, Utaranya lagi. (Hahahaha… :D) Tapi
itu tak perlu terlalu dipermasalahkan. Okelah, Lanjut yaaa . . .

Tau gak sama kerbau rawa...??? Klu gak tau entar deh ane kasih tau ente.
Saya ada cerita nih, mungkin dari beberapa kalian udah tau
cerita ini. Tapi saya yakin masih bayak yang belum tau. Yaaa.. karena saya aja
baru tau kok.
OKe. Kalian tau tidak, kenapa kota ini dinamakan kota
amuntai? Amun-tai?
Kata Amuntai berasal dari dua buah kata, yaitu Hamun artinya
“Mungkin” ,“Mungkin tidak” atau bisa juga diartikan “Bila”, dan Tai bisa
diartikan “Tinja” atau “Kotoran”.
??? Kok bisa gitu sihh?
Ya denger dulu penjelasanya..
Jadi begini. Konon dulu sungai-sungai di daerah ini banyak
digenangi oleh bergai macam sampah, tak terkecuali kotoran manusia. Orang-orang
yang berpemukiman di sekitar pesisir sungai mersa jijik, sehingga mereka pindah
sedikit menjauhi sungai. Sebagian besar mereka tinggal di tempat keluarga atau
kerabat mereka yang sumber pengidupan
mereka tidak bersal dari sungai langsung.
Padahal benda yang mereka anggap kotoran manusia itu
merupakan buah pisang busuk yang sengaja dibuang kesungai. Di hulu Amuntai
yaitu daerah Tabalong dan daerah Balangan merupakan daerah yang bayak ditanami
pohon pisang, sehingga ketika musim panen, buah pisang berlimpah dan yang
terlambat dipanen membusuk.
Berita palsu itupun tersebar, dari mulut sampai ketelinga,
dari telinga sampai kemulut, begitu pun sebaliknya. Namun sebagian yang
mendengar berita ini tak sepenuhnya percaya. Mereka yang tidak percaya
mengatakan “Hamun - tai”, yang di artikan kedalam bahasa Indonesia “Mungkin
tidak kotoran”.
Banyak nya penyebar berita tersebut pun menyebabkan
banyaknya pula orang-orang yang tidak percaya akan hal itu, sehingga banyak
pula dari mereka yang mengatkan “ Amun-tai”
Kata tersebut menjadi lelucon bahkan menjadi olok-olokan
orang-orang. Bayak dari mereka memperbincangkan kata “hamuntai” di daerah sekitar
sungai. Dan kata tersebut sengat ramai di telinga masyarakat. Sehingga daerah
tersebut pun diberi julukan “Hamun-tai”, yaaa.. kalau sekarang huruf “h” tak
lagi sering eja, sehingga disebut “Amuntai”. Tapi biasanya ada saja orang yang
masih menggunakan kata “hamuntai” untuk menyebut daerah ini.
Kira-kira begitulah ceritanya. Bagi yang punya cerita yang
lebih benar atau yang lebih salah, silakan komen saja. Yaaa.. semoga
bermanfaat ^_^
Lucu sekali..
BalasHapus